Sabtu, 24 Oktober 2015

Kalah Sebelum Perang (#30DWC - Hari ke #4)


Jika kita berbicara tentang kekalahan, maka di dunia ini tak ada orang yang suka dengan kekalahan. Kita biasanya selalu ingin menang terus, walaupun pada kenyataannya tidak mungkinlah kita menang terus menerus. Suatu hari pasti kita akan dikalahkan oleh orang lain. Bisa kalah karena lawannya lebih kuat dan hebat atau bisa juga kalah karena “kesombongan” diri kita sendiri (malas latihan dan juga meremehkan lawan).



Mengapa orang-orang tak suka dengan kekalahan?  Mungkin karena kekalahan itu membuat hati kita jadi sedih dan sakit. Bahkan banyak orang yang suka protes dan ngamuk-ngamuk(baca : merusak), ketika dirinya atau teamnya  kalah dalam suatu pertandingan yang di ikutinya.  Mereka tidak rela kalau orang lain yang menang, kepenginnya dirinya yang harus jadi pemenang dan menjadi juara satu.

Padahal dalam suatu pertandingan/kompetisi, menang dan kalah adalah wajar dan memang begitulah peraturannya. Siapa yang siap(disiplin latihan) merekalah yang akan menang. Dan siapapun dia yang tidak siap(malas latihan), maka kemungkinan besar dia akan “dibantai” dan kalah dalam suatu pertandingan.


Ada juga orang-orang yang “kalah sebelum perang”, maksudnya adalah dia kalah sebelum bertanding. Mentalnya sudah jatuh dulu sebelum mengikuti pertandingan. Orang yang kalah sebelum perang itu sering disebut juga dengan PENGECUT.  Seorang yang pengecut itu tak punya keberanian alias nyalinya tak ada. Mungkin saja dia badannya besar, tapi nyalinya sungguh kecil. Atau mungkin saja dia pintar dan hebat, tapi sayangnya dia tak punya keberanian.  



Seorang pengecut itu selalu punya “banyak  alasan” untuk tidak mengikuti suatu pertandingan. Jika ada orang lain yang mengajak dia untuk mengikuti kompetisi/pertandingan, maka jawabannya pasti penuh dengan berbagai alasan . Alasan-alasan yang dia ucapkan sekedar hanya untuk menutupi KETAKUTAN dia mengikuti suatu pertandingan.


Ketakutan yang berlebihan juga telah “meracuni” pikiran dan hati teman-teman saya yang suka menulis. Yaitu pada saat mereka saya ajak untuk mengikuti tantangan #30DWC (30 Day Writing Challenge), yaitu tantangan menulis selama 30 hari nonstop. Banyak teman-teman saya yang “kalah sebelum perang”, alias kalah sebelum mengikuti tantangannya. Padahal mereka belum PRAKTEK MENULIS satu haripun, tapi sudah mengelak dengan berbagai alasan. Ada yang katanya gak bisa menulis setiap hari, gak ada waktu, sibuk kuliah, sibuk sekolah, sibuk bekerja dan  alasan-alasan lainnya.


Namanya juga “tantangan”, ya pasti berat dan membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Di butuhkan niat dan kesungguhan yang tinggi untuk berhasil dalam suatu tantangan. Begitupun juga tantangan menulis selama 30 hari ini. Saya sih merasa yakin dan optimis, saya bisa menyelesaikannya sampai hari yang ke 30/terakhir. Kalau kamu tanya : “Kok kamu bisa begitu yakin?” Ya karena saya gak “banyak alasan” dan juga saya gak “suka menunda-nunda”. Karena kalau saya banyak alasan , maka saya pasti akan selalu mencari “pembenaran diri” untuk tidak mengikuti tantangan ini. Dan kalau saya suka menunda-nunda terus, maka saya  pasti akan malas untuk mulai praktek menulis.


Sebenarnya, menulis itu awalnya saja yang sulit. Tapi kalau kamu sudah terbiasa, maka menulis itu menjadi mudah dan menyenangkan. Memang pada mulanya, kamu harus “memaksakan” dirimu untuk segera “mulai praktek menulis”. Minimal tulislah judulnya saja terlebih dulu. Karena dengan menulis sebuah judul, itu akan membuat pikiran kamu punya bayangan, apa-apa yang harus nanti kamu tuliskan.


Kalau kamu masih merasa bahwa menulis itu sulit, saya punya tips agar kamu dalam menulis bisa mengalir lancar. Tips menulisnya cuma ada tiga saja, yang pertama adalah : “Menulislah apa yang kamu sukai/hobi kamu.” Yang kedua adalah “Menulislah apa yang kamu kuasai/keahlian kamu.” Dan yang ketiga adalah “Menulislah apa yang pernah kamu alami/pengalaman hidup kamu.”


Mantra sukses menulis : Menulislah SEKARANG JUGA! Gak pakai NANTI/banyak alasan dan juga gak pakai NANTI/suka menunda-nunda.


Dan ingatlah kata-kata dibawah ini :

Seorang PENGECUT/PECUNDANG, dia menutupi KETAKUTANnya dengan banyak alasan dan suka menunda-nunda.  Seorang PEMENANG/SANG JUARA, dia menerima dan menghadapi tantangan dengan KEBERANIAN yang luar biasa. (Dani Kaizen)



Penulis : Dani Kaizen


Purbalingga, 24 Oktober 2015, jam 22.36 WIB


*Sumber Gambar : http://astitbercerita.blogspot.co.id/2011/11/pengecut-selalu-burukkah.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir di blog ini dan telah membaca artikel yang saya tulis diatas. Silahkan tinggalkan jejak kamu di kotak komentar, agar saya juga bisa mampir dan membaca tulisan di blog kamu. (untuk komentar dari blog kesehatan/penjual obat, maka saya anggap SPAM)

*Salam Blogger :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...